Orang yang ikhlas adalah manusia yang dilindungi oleh Allah dari
penyakit hati tersebut. Rasulullah memberi peringatan kepada umat Islam
agar menjauhi hal-hal yang bisa menodai dan mengikis sifat keikhlasan
kepada Allah seperti sombong. Sabda Rasulullah SAW: ''Sedikit dari sifat
riya itu adalah syirik.Maka, barang siapa yang memusuhi wali-wali Allah
niscaya sesungguhnya dia telah memusuhi Allah. Sesungguhnya Allah
sangat mengasihi orang yang berbakti dan bertakwa serta yang tidak
diketahui orang lain tentang dirinya. Jika mereka tidak ada dan hilang
dalam acara apapun, mereka tidak dicari oleh orang lain, dan kalau
mereka hadir di situ mereka tidak begitu dikenali oleh orang lain. Hati
nurani mereka umpama lampu petunjuk yang akan menyinari mereka hingga
mereka keluar dari tempat yang gelap gelita.'' (Hadis riwayat Hakim)
Itulah harapan dan impian mereka dengan pengabdian yang penuh tulus dan ikhlas semata-mata karena Allah. Allah berfirman, ''Katakanlah:
sesungguhnya solatku dan ibadatku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk
Allah Tuhan yang memelihara dan mengatur seluruh alam. Tiada sekutu
bagi-Nya dan demikianlah aku diperintahkan dan aku (di antara seluruh
umatku) adalah orang yang pertama Islam (yang berserah diri kepada Allah
dan mematuhi perintah-Nya).'' (QS al-An'am, ayat 162 - 163).
Imam al-Ghazali menyatakan, semua manusia sebenarnya celaka, kecuali
yang berilmu. Ilmuwan juga celaka, kecuali yang benar-benar mengamalkan
ilmunya. Yang disebutkan terakhir ini pun celaka, kecuali yang menghiasi
diri mereka dengan sifat ikhlas. Ringkasnya, selama seorang Muslim itu
menyerahkan dirinya sepenuh hati kepada Allah dengan penuh keikhlasan,
maka selama itulah segala gerak gerik dan diamnya, tidur dan jaganya
akan dinilai sebagai satu langkah ikhlas dan tulus menuju keridaan
Allah.
Tiga ciri ikhlas
Seorang yang ikhlas memiliki ciri tersendiri sehingga menjadi lambang keperibadiannya:
Pertama, tidak terpengaruh atau termakan oleh pujian dan cercaan orang
lain. Bagi mereka segala pujian yang indah atau cercaan yang buruk
adalah sama nilainya.
Kedua, tidak mengharapkan balasan atau ganjaran dari amal kebajikan yang
pernah dilakukan, tetapi dia hanya mengharapkan keridaan Ilahi.
Rasulullah SAW bersabda: ''Pada hari kiamat nanti, dunia akan dibawa,
kemudian dipisah-pisahkan, apa yang dikerjakan karena Allah dan apa yang
dilakukan bukan karena Allah, lalu dicampakkan ke dalam api neraka.''
(Hadits riwayat Baihaqi)
Ketiga, orang yang tidak pernah mengungkit-ungkit kembali segala
kebaikan yang pernah dilakukan. Artinya, orang yang selalu menyebut
tentang kebaikan yang pernah dilakukan, apalagi menghina dan
memburuk-burukkan orang yang pernah diberikan bantuan, maka sesungguhnya
dia sangat jauh dari golongan orang yang ikhlas. Rasulullah SAW pernah
memerintahkan kita agar bersedekah secara diam-diam, jauh dari
penglihatan orang banyak. Umpama tangan kanan memberi sedangkan tangan
kiri tidak mengetahuinya. Sabda Rasulullah SAW: ''Bahwa sesungguhnya
Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kamu, tetapi Dia hanya melihat
kepada hati kamu.'' (Hadits riwayat Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar